Model Standardisasi Pengiriman Kemasan Rantai Dingin pada Usaha Kecil dan Menengah dengan Moda Transportasi Laut
DOI:
https://doi.org/10.52435/jaiit.v2i1.42Keywords:
biaya logistik, inovasi kemasan ekspor, manajemen rantai dingin, transportasi lautAbstract
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi pada Produk Domestik Bruto Indonesia yang meningkat dari 57,84% menjadi 60,34% pada tahun 2018. UKM memiliki peran sebesar 20% pada kegiatan ekspor, khususnya untuk olahan ikan beku. Belum adanya standar kemasan rantai dingin untuk produk ekspor menjadi kendala dalam proses pengiriman. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah membuat model standardisasi kemasan rantai dingin untuk pengiriman produk ekspor UKM dengan moda transportasi laut. Metode yang digunakan adalah perhitungan biaya logistik untuk memperoleh minimum unit biaya logistik dengan 4 (empat) skenario pemilihan kemasan rantai dingin berstandar. Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario 2 yaitu penggunaan kemasan saat ini dengan inovasi kemasan sekunder 1 dapat menghasilkan minimum unit biaya logistik sebesar Rp. 21,44 juta/ton. Sedangkan hasil analisis yang diperoleh menurut waktu adalah skenario 4 dengan penggunaan inovasi kemasan sekunder 2 dengan total waktu 21,45 hari.
References
Arduiona, G. (2010). Cold Chain in the Shippung Industry: Bulk Versus Container in the Banana Trade: Italy.
Badan Pusat Statistik. (2017). Produksi Perikanan Tangkap Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Lamongan, 2017 : Badan Pusat Statistika.
Bianca, L. (2016). Sistem Rantai Dingin (Cold Chain) dalam Implentasi Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN): Supply Chain Indonesia [online] Juli 2016. https://supplychainindonesia.com/ sistem-rantai-dingin-cold-chain-dalam-implementasi-sistem-logistik-ikan-nasional-slin.html (Diakses 12 Oktober 2019)
Christopher, M. (1998). Logistics and Supply Chain Management. London: Prentice Hall.
Codex Alimentarius Commission. (2009). Code Practice for Fish and Fishery Product First Edition. Rome: FAO/WHO Food Standards Programme.
International Trade Center. (2018). Bilateral Trade between Indonesia China 2018 : International Trade Center.
Izza, F. F. (2017). Desain Konseptual Kemasan Muatan Pelayaran Rakyar : Studi Kasus Pelayaran Rakyat Kalimas Surabaya : Surabaya : ITS.
Johar, S. A. (2019). Studi Pengembangan Kemasan Untuk Angkutan Laut Wilayah Kepulauan: ITS. Surabaya : ITS.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2019). Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Rusthon, A. (2010). Logistics and Distribution Management, 4th ed. London: Kogan Page.
Simatupang, T. M. (2016). Struktur dan Sistem Rantai Pendingin Ikan dalam Rangka Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) [online] Juli 2016. https://supplychainindonesia.com/sistem-rantai-dingin-cold-chain-dalam-implementasi-sistem-logistik-ikan-nasional-slin.html (Diakses 12 Oktober 2019)
Sondoro, Y. (2016). Pengawetan Ikan dengan Menggunakan Metode Pembekuan (Cold Storage).[online] Juli 2016. http://yunias19ocean.blogspot.co.id/2011/05/ pengawetan-ikan-dengan-menggunakan.html (Diakses pada 12 Oktober 2019.
Suyono, R.P. (2010). SHIPPING Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut - Edisi Keempat. Jakarta: PPM Manajemen.
Tambunan, T. T. H. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Zaroni. (2017). Biaya Logistik Agregat. Supply Chain Indonesia. [online] April 2017. https://supplychainindonesia.com/biaya-logistik-agregat/html. (Diakses pada 12 Oktober 2019).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Siti Dwi Lazuardi, Tri Achmadi, Pratiwi Wuryaningrum, Salsabil Nabilah Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All our articles are published under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license.